Empat belas tahun silam, takdir mempertemukan kita di satu ruang yang sama. Ruang sederhana, namun penuh jejak awal sebuah cerita panjang. Dari sanalah benih kecil bernama TS tumbuh, bersemi, dan menjadi rumah bagi jiwa-jiwa muda yang tengah belajar memahami arti persahabatan.
Kita bertumbuh seperti kuncup bunga, pelan-pelan mekar bersama. Gejolak remaja kala itu seringkali menghadirkan tawa yang tak ada habisnya, kadang pula tangis yang diam-diam menyesakkan. Namun, indahnya kita tak pernah saling berlomba untuk menjadi yang terbaik. Kita cukup hadir, sekadar menjadi telinga ketika salah satu di antara kita butuh tempat bercerita, atau bahu kala dunia terasa terlalu berat untuk dipikul sendiri.
Waktu memang tak pernah berhenti melaju, jarak kadang memisahkan langkah. Tetapi setiap denting notifikasi group selalu menjadi jembatan yang mendekatkan kita kembali. Apalagi jika TS sudah menjelma detektif gadungan, mengupas tuntas kisah orang lain dengan tawa yang meledak-ledak. Dari situ, tanpa sadar, kita belajar tentang hidup, tentang cinta, dan tentang manusia.
Cerita kita kian beragam seiring usia. Dari obrolan masa sekolah yang dipenuhi keresahan tentang masa depan, sampai kisah kucing yang hilang bisa membuat air mata tumpah, atau tentang rasa suka diam-diam yang kini hanya jadi kenangan manis. Kini, pembicaraan kita tumbuh lebih matang—tentang rumah tangga, tentang bagaimana menjadi istri dan ibu, tentang karier, bahkan tentang peliknya dunia kerja. Semuanya kita rangkai, tanpa batas, tanpa sekat.
Dan ada satu hal yang selalu jadi ritual penuh rindu: ulang tahun. Momen itu selalu menjadi alasan untuk menyatukan kita kembali. Panggilan suara yang awalnya hanya diniatkan sebentar, sering menjelma jadi percakapan berjam-jam, hingga larut dalam tawa dan cerita yang tak pernah habis.
Terima kasih, TS.
Telah menjadi rumah kecil tempat kita bersandar, jangkar yang menahan saat badai datang, dan sayap yang membuat kita kembali terbang setelah jatuh. Semoga cerita ini tak pernah usai, sebab persahabatan kita adalah bab yang paling indah dalam buku kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar