Kini aku berada di semester tiga. Setahun yang lalu adalah permulaan, saat aku melangkah masuk ke dunia baru yang penuh warna, penuh tantangan. Di awal semester ini aku menetapkan tujuan sederhana namun besar: kuliah dengan sungguh-sungguh, menjaga IP di atas 3,5, lalu aktif di Suaka, hingga suatu saat bisa dipercaya menjadi redaktur.
Semuanya mulai kujalani dengan langkah nyata. Namun, di tengah perjalanan, aku mulai merasakan betapa berat beban itu. Pelajaran yang hampir semuanya penuh dengan logika dan hitung-hitungan seolah menuntut lebih dari batas yang kumiliki. Di luar itu, tabloid dengan deadline ketat, program Suaka Goes to School, hingga perayaan milad Suaka menuntutku berlari lebih cepat. Pulang larut malam, mencari iklan, bertugas sebagai kabid multimedia dan publikasi—semuanya menumpuk menjadi kisah perjuangan yang tak mudah.
Namun aku sadar, takdir ini bukan untuk kusalahkan. Bukankah ini yang dulu kuinginkan? Aku memilih jalan ini, maka aku juga harus bertahan di dalamnya. Aku ingin mewujudkan mimpi-mimpiku, setapak demi setapak. Aku tahu jalannya tidak akan mudah, tetapi aku percaya: selama aku rajin dan tak menyerah, aku pasti mampu melewatinya.
Sejak SMK aku sudah terbiasa dengan rasa gagal. Pernah harus ikut remedial sampai tiga atau empat kali. Bahasa bukan kekuatanku, logika pun biasa saja. Aku bukan murid yang cemerlang. Tapi aku punya sesuatu yang lebih kuat dari itu semua: semangat juang yang tidak pernah mau padam.
Karena bagiku, untuk mengeluh pun aku tak berhak.
Itulah sebabnya, di UTS kali ini aku harus berjuang sekuat tenaga. Belajar lebih banyak, menghafal lebih tekun, berusaha lebih keras. Aku ingin membuktikan, bukan hanya pada orang lain, tetapi juga pada diriku sendiri—bahwa aku bisa sukses, bahwa aku bisa memperoleh hasil terbaik dari setiap usaha yang kulakukan.
Perjuangan ini mungkin tidak mudah, sebab aku bukan orang biasa. Aku ingin menjadi seseorang yang mampu berdiri tegak di tengah badai, seseorang yang tetap ikhlas menerima apa pun hasilnya. Sebab aku yakin, tidak ada perjuangan yang sia-sia


0 komentar:
Posting Komentar