Berjuang
adalah tanda bahwa aku hidup. Dalam hidup tak semua yang kita khalayalkan dan
pikirkan akan terjadi sesuai rencana, ada kala semua itu berbubah menjadi
bencana. Ini kisah perjuangan ku dengan Matematika.
Pelajaran itung – itungan yang membutuhkan
rumus konsep serta latihan – latihan adalah hal yang aku kurang sukai saat
dibangku SMK, mengapa ? karena aku selalu merasa tidak bisa dan tak pernah mau
mencoba untuk mengerjakan. Dari dulu aku benar – benar buta akan matematika,
pernah ikut remidial sampai gelombang ketiga, setiap pelajaran matematika saja
aku pasti engan memperhatikan dan lebih memilih melakukan hobi – hobi ku saat
itu.
Tapi apa yang terjadi sekarang ? , semua yang
dibicarakan guru matematika itu menjadi pecut ku saat ini, beliau setiap kali
bilang , “kalian tuh anak teknik nanti kalo kalian kuliah pasti ketemu yang
kayak gini lagi, makanya harus dipingtingin matematika itu”. Saat itu omongan
tersebut hanya masuk dalam kuping kanan dan keluar di kuping kiri, aku benar –
benar tamak dengan ego ku sendiri yaitu tak mau belajar apa yang aku kurang
sukai.
Saat
ini aku mulai sadar mengapa aku begitu lemah dalam matematika, itu hanya karena
aku tidak mau mencoba, padahal tak selamanya pelajaran matematika itu
membosankan, iyah, mungkin baru aku sadari sekarang – sekarang bahwa aku
menyukai pelajaran ini. Dalam semester tiga ini ad 4 pelajaran matematika ,
yaitu matematik teknik, diskrit, logika dan probabilitas dan statistika, semua
itu aku telan ditahun ini.
Apa
yang terjadi , aku sungguh berusaha agar aku melewati itu semua, aku benar –
benar barlatih setiap hari, karena aku sadar bahwa aku kurang pandai, aku
belajar dengan teman dan aku benar – benar menghafal konsep dan berlatih extra
saat uas berlangsung. Tapi apa yang terjadi yang aku kira aku sudah siap
menghadapi semua itu, dan aku kira soal – soal yang akan keluar itu dari contoh
soal dan latihan – latihan , tapi aku mendapatkan kenyataan pahit layaknya
“Mgythy Long Fall” saat aku sudah berada diatas karena aku kira aku bisa
menyelesaikan ulangan itu dengan mudah, aku langsung jatuh ke lubang yang
sangat dalam mencoba bangun dari kenyataan, tetapi aku tetap terbawa gravitasi
sampai kebawah sana.
Walau
pedih saat aku merasakan semua hal itu, aku tau nilai di semester ini sungguh
berharga, aku hanya ingin mempertahankan IP ku di 3,5 aku ingin mendapatkan
beasiswa djarum , aku ingin berjuang agar orang tua ku bangga bahwa aku benar –
benar serius dalam menjalani kuliah ini, dan aku ingin ngebuktiin kalo aku
ikutan organisasi pun aku masih bisa memperhatikan nilai dan menjadi orang yang
tidak biasa.
Saat
ini aku hanya menyerahkan semua itu pada yang diatas sana, karena aku
sadar satu helai daun jatuh pun itu
sudah menjadi rencana allah, apalagi rencana kehidupan ulfah, jadi aku selalu
positive thingkin karena allah selalu memberiku jalan terbaik, saat ini allah
mungkin merasiakanya , karena allah ingin memberikan ku kejutan saat waktunya
tiba.
0 komentar:
Posting Komentar