image1 image2 image3

HELLO WORLD I'IAM ULFAH CHOIRUN NISSA|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M PROFESSIONAL WEB DEVELOPER

Myeza – Pemikir yang Cerdas

 Aku mengenalnya sejak pertama kali menapaki dunia perkuliahan di jurusan Teknik Informatika—jurusan yang sejak dulu menjadi ambisiku, meski lebih banyak dihuni oleh kaum adam. Pertemuan itu mengalir begitu alami, hingga akhirnya aku bukan hanya berteman dengannya, tapi juga dipertemukan takdir untuk menjadikannya pendamping hidupku. Anugerah terindah dalam hidupku.

Aku bisa jatuh cinta padanya berkali-kali, dalam berbagai cara. Namun ada satu momen yang paling melekat dalam ingatan: saat ia sedang berpikir dengan serius, mencari jawaban atas ujian atau menyelesaikan tugas dengan caranya yang begitu cerdas. Dari tatapan mata dan cara berpikirnya, aku tahu bahwa cintaku padanya tumbuh semakin dalam.

Dulu, aku serasa menjadi muridnya. Ia sabar mengajarkan setiap mata kuliah yang sulit kupahami, membimbingku hingga perlahan aku bisa berdiri mandiri dengan kemampuanku sendiri. Ia tidak hanya mengajarkan hal di permukaan, melainkan selalu mengajak untuk berpikir lebih jauh, lebih dalam, hingga membuka wawasan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

Kini, setelah perjalanan panjang, aku masih merasakan hal yang sama. Dalam rumah tangga kami, setiap keputusan—mulai dari mengatur finansial, berinvestasi, hingga cara merawat anak—selalu ia pikirkan dengan penuh kedalaman. Dari situ aku belajar banyak: untuk lebih berhati-hati, lebih matang, dan tidak terburu-buru dalam melangkah.

Meski begitu, aku pun punya sisi berbeda. Aku cenderung lebih cepat bertindak, lebih sigap menyelesaikan hal-hal praktis. Kadang sifat itu justru menjadi penyeimbang. Sama seperti dulu ketika kami menyusun skripsi, mengerjakan proyek, atau kini sekadar membereskan rumah dan pekerjaan sehari-hari—aku yang sat-set, dia yang penuh pertimbangan. Sebuah simbiosis mutualisme yang membuat kami semakin utuh.

Setelah menapaki kehidupan rumah tangga bersama, aku menyadari satu hal: dua idealisme yang berbeda ini justru menjadi kunci. Kunci untuk mengarungi setiap masalah, untuk tetap berdiri bersama, dan untuk saling melengkapi. Bersamanya, hidup terasa lebih indah—karena aku memiliki seorang pemikir yang cerdas, yang selalu membuatku jatuh cinta setiap hari.

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar